(Fasilitator CD Tim 01 : Dian Nata
Yasrija,S.Hut)
Pak
Darman adalah seorang keturunan etnis Tionghoa yang tinggal di kampung Cina
Kelurahan Malabero, beliau juga merupakan anggota LKM “Sepakat Sempurna” dia
dipercaya oleh anggota LKM sebagai Koordinator LKM hingga saat sekarang ini.
Sepak terjangnya di LKM Kelurahan Malabero tidak diragukan lagi, dia menjabat
sebagai Koordinator LKM penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas dalam memerangi
kemiskinan dan kebodohan serta keraguan para pemangku kepentingan di Kota
Bengkulu yang mengatakan bahwa Kelurahan Pasar Malabero sangat bandel dalam
urusan pembangunan dan program Pemerintah.
Seorang
pejuang sejati tidak akan mengenal menyerah walaupun dirinya merasa hina dan
dicemohkan, pak darman sangat peduli dengan sesama manusia walaupun bukan
keturunan Indonesia asli hanya keturunan Tionghoa dia mempunyai jiwa sosial
yang sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan dia mengurusi kegiatan PNPM-Mandiri
Perkotaan sejak tahun 2009 di Kelurahan
Malabero yang menurut data BPS dan hasil Pemetaan Swadaya bahwa Kelurahan
Malabero sangat tinggi angka Kemiskinannya khususnya di Kota Bengkulu.
Kelurahan
Malabero memang merupakan kelurahan yang sangat sulit untuk diurusi baik dari
pihak pemerintah maupun swasta khususnya kami sebagai Tim Fasilitator 01 tetapi
dengan adanya Pak Darman kami merasa kuat dan bertahan hingga saat sekarang
ini. Kepedulian seorang pak Darman salah satu contohnya terlihat pada bidang
pendidikan, salah seorang siswa SMK Pembangunan yang kategori miskin bernama
Melati Suharganengsih Kelas III tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir
Nasional (UAN) pada Bulan April ini karena belum membayar SPP. Anak dari
pasangan Bapak Syamsul Bahri dan Ibu Harmonis yang tinggal di RT 9 sehari-hari
mereka berdua berprofesi sebagai Nelayan dan Berjualan keliling.
Mereka
berdua sudah menyerah dengan keadaan anaknya yang sebentar lagi mau UAN ini
tetapi dengan kesigapan dan laporan dari masyarakat pak Darman dengan
kepeduliannya menyelesaikan persoalan tersebut. Walaupun pada dasarnya Pak
Darman kecewa karena melati tidak termasuk penerima beasiswa dari LKM Kelurahan
Malabero yang sudah digulirkan oleh pihak LKM dari dana PNPM-P2KP. Kesalahan
dari pihak pendata penerima beasiswa dijadikan pak Darman sebagai pelajaran
untuk kedepannya.
Dana
yang dibutuhkan melati untuk membayar SPP nya sebesar Rp.600.000,-. Pak Darman
memanggil anggota LKM lainnya untuk rapat bermusyawarah bagaimana mendapatkan
dana tersebut. Hasilnya ditemukan jalan keluarnya yaitu dana tersebut diambil
secara swadaya dari orang miskin penerima manfaat jaring dari dana BLM
PNPM-P2KP. Penerima jaring dengan secara sukarela dan ikhlas memberikan
masing-masing Rp.50.000,- untuk mengumpulkan dana SPP untuk melati. Sekarang
melati bisa tersenyum kembali dan bisa mengikuti Ujian Akhir Nasional yang
diselenggarakan di sekolahnya. Bahwa pada intinya manusia walaupun berbeda
suku,agama, ras dan sebagainya memiliki rasa kepedulian yang tinggi bila
melihat orang yang mengalami kesusahan begitu juga yang dimiliki Pak Darman
yang seorang Tionghoa…
0 komentar:
Posting Komentar