Oleh Tim 8
“Ternyata kemitraan atau channeling itu bisa di
lakukan oleh siapa saja atas dasar kebutuhan dan inisiatif. Asal ada semangat, perjuangan, kerja sama
dan keikhlasan, apapun bisa dilakukan dan bermanfaat bagi banyak orang, dan
orang pasti mau mendengarkan kita”.
Pada awalnya prihatin dengan
kondisi lingkungan di sekitar rumah, namun karena pengaruh cuaca dan lingkungan
yang menyebabkan banjir muncullah inisiatif untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Koordinator kolektif BKM
Cemara Indah Kelurahan Lempuing adalah salah satu inisiator yang dimaksud.
Tinggal di RT 16 yang sekelilingnya adalah rawa di pesisir Pantai Panjang,
saban hujan air naik menggenang jalan bahkan sampai ke rumah. Belum lagi saat
air laut pasang, kondisi serupa kerap terjadi.
Kegiatan perbaikan
infrastruktur untuk menyikapi keadaan tersebut pernah dimasukkan dalam PJM BKM
yang terbentuk tahun 2010 lalu, namun karena kondisi dana BLM dari PNPM
Perkotaan yang terbatas usulan tersebut tidak bisa direalisasikan. Usulan
serupa juga pernah dimasukkan saat Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan pada awal
2011 lalu, namun tidak pernah ada jawaban terhadap usulan tersebut.
Bapak Yusran (paling kanan) saat mengikuti RK bulan
Mei yang lalu
Mengetahui hal tersebut,
Bapak Yusran berinisiatif mencari informasi ke berbagai instansi dan SKPD,
termasuk ke Dinas PU Propinsi Bengkulu. Di sanalah beliau memperoleh informasi,
dan menindaklanjuti hal itu beliau berinisiatif membuat proposal sederhana dan meminta
persetujuan warga. Warga setuju dan memberikan tanda tangan di proposal. Usulan
tersebut masuk ke dinas yang dimaksud dan seperti biasanya dalam birokrasi yang
namanya usulan atau proposal pastilah terjadi disposisi hingga fase persetujuan
dalam rapat anggaran. Saban waktu Bapak Yusran rajin ke dinas tersebut, dan
suatu waktu beliau pernah melihat arsip bahwa usulannya termasuk dalam usulan
yang disetujui untuk dianggarkan. “Nilainya lebih dari 1 M” kata beliau.
Namun setelah ditunggu
selama lebih dari setahun beliau jadi heran kenapa tidak ada realisasi. Dan
saat bertanya ke dinas yang bersangkutan, seorang teman beliau memberikan
masukan bahwa usulan itu kalau tidak dikawal justru belum tentu direalisasikan.
Perasaan kecewa tentu saja menyelinap, karena seolah-olah ada ‘permainan
proyek’. Namun karena ada petunjuk dari teman yang kebetulan bekerja di dinas
tersebut, beliau tidak berputus asa. Beliau membuat usulan serupa tanpa melalui
kelurahan namun tetap diketahui warga, dimana beliau ikut menyertakan
dokumentasi lingkungan dan proses rembugnya.
Sembari membuat usulan baru,
beliau meminta petunjuk ke beberapa tokoh masyarakat dan bahkan ke anggota
legislatif, di antaranya Ibu Lenny John Latief dan Bapak Suimi Fales bersama
beberapa orang warga. Karena itikad baik tersebut, tokoh legislatif tersebut
pernah berkunjung langsung ke lokasi yang diusulkan dan turut prihatin. Namun
entah kenapa, tiba-tiba muncul kendala baru berupa isu yang mengatakan bahwa
tanah di sekitar lokasi yang diusulkan masih dalam kondisi bermasalah. Kembali
rasa kecewa menyeruak, namun begitu tokoh legislatif yang dimaksud tetap
memberi masukan.
Proposal kembali dilayangkan
pada Mei-Juni tahun 2012 lalu. Karena pengalaman sebelumnya saat usulan
disetujui namun tidak dikawal yang akhirnya lokasi usulan dialihkan, Bapak
Yusran aktif mengawal hingga ke gedung dewan. Ternyata usulan itu berhasil.
Sekitar bulan Juli usulan kegiatan yaitu drainase dan jalan hotmix direalisasikan.
Pertama adalah drainase sepanjang 565 meter dengan nilai Rp 480 juta, di lokasi
RT 16 dan beberapa titik yang berbatasan dengan RT lain. “Awalnyo memang kareno
prihatin nengok rumah kami dengan tetanggo sebelah, tambah pulo mulai masuk
jalan depan sampai ke gang iko, asal ujan dekek pasang, air naik selutut”, kata beliau.
Dalam usulan tersebut
disertakan pula mengenai kegiatan pembuatan jalan aspal hotmix, dan
realisasinya dimulai sejak 4 bulan lalu. “Pembangunan siring besak dan jalan
aspal iko penting nian untuk kami, kareno selamo iko rumah kami banjir dan
berpasir terus. Nah, tambah lagi daerah kami ko salah satu jalur utamo ke
daerah wisata Pantai Panjang“, sambungnya lagi. Ya, Kelurahan Lempuing
merupakan salah satu kantong kemiskinan di Kota Bengkulu, di mana lebih dari
setengah penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, buruh harian, dan
pedagang ikan keliling.
Saat ini jalan aspal hotmix
yang sedang dikerjakan adalah 600 meter dengan nilai Rp 200 juta. “Jalan gang
ke rumah sayo memang idak diaspal. Tapi sayo pue dan berterimo kasih karena
yang sayo perjuangkan kek beberapo
tetanggo sayo di RT 16 iko pacak dimanfaatkan oleh warga lain di RT tetanggo.
Yang penting rumah kami di gang iko dekek gang-gang lainnya di sekitar iko idak
kebanjiran lagi, idak berpasir lagi. Woi litak juga tiok ari membersihkan pasir
tu. Sayo cubo nengok PJM kito yang untuk 3 tahun tu, nilainyo ratusan juta
bahkan milyaran, sayo pikir caknyo kalu cuma ngandalkan dana BLM dak kan
temakan. Sayo cubo ikutkan jugo di Musrenbang, la senang ati sayo karena masuk
dalam usulan, tapi la lebih setahun idak ado jawaban apolagi realisasinyo.
Tahun 2011 kemarin sayo baco di dinas, usulan kami tu usulan warga disetujui,
sampai kini dak ado beritanyo, kato kawan kalu idak dikawal usulan tu pacak
dialihkan ke tempat lain. Sayo idak paham maksudnyo. Nah yang usulan tahun 2012
iko hampir tiok ari ambo ngawal ke dinas sampai ke dewan, cari infonyo, laju
dikiro wartawan atau LSM dekek orang kantor tuh ” katanya dengan logat pesisir
yang khas dan kental. Ya, Bapak Yusran cuma warga biasa yang bekerja sebagai
PNS dengan gaji dan jabatan biasa pula, istrinya hanya seorang ibu rumah tangga
dengan rumah mungil di sudut gang mereka.
Terlepas dari adanya cap
miring dari orang lain mengenai keterlibatannya dalam usulan dan dianggap
mengambil keuntungan dari proyek pemerintah tersebut, Bapak Yusran bersikap
biasa saja.”Terserah tobo itu ndak nanggapi cakmano, yang penting sayo berusaho
cakmano caronyo supayo lingkungan kito ko memang memadai. Sayo berusaha
melakukan apo yang sayo pacak lakukan dan itikad baik yang bisa dinikmati
banyak orang, idak tergantung dengan dana BLM kito yang belum tentu pacak
memenuhi segalo kebutuhan kito biarpun itu ado kito usulkan di PJM. Lagipulo,
makin sering kito membuka dan mengenalkan diri, pasti ado manfaatnyo kelak ari.
Apolagi dengar-dengar PNPM Perkotaan la ndak selesai programnyo tahun 2014,
kalu kito idak siap terus ndak cakmano kito ? Saat iko kito perlu orang yang
ado inisiatif, ndak ikut berkorban, idak cuman kritik ajo. Sekaligus caro sayo
itu ndak memancing semangat warga siko, ado apo idak semangat kerelawanannyo”
sambungnya sambil tersenyum. “Tau dak, waktu kontraktor menggali tanah untuk
siring dan jalan tuh, warga kami di RT 16 iko inisiatif nimbun rawa di belakang
rumah kami tuh untuk antisipasi penyakit. Di siko banyak nyamuk, makin banyak
air tergenang makin enak nyamuk tu ngumpul. Lempuing ko rawan penyakit demam
berdarah dengan malaria. Nah kalu kito itung-itung biaya untuk nimbun la berapo
kini, duit warga kito ko cukup untuk kebutuhan sehari-hari ajo. Realisasi
drainase dan jalan di sekitar iko multi manfaat. Yang nganggur dak ado kerjo
pacak kerjo ikut bantu-bantu penggalian, berarti wargo yang tadinyo buruh di
luar idak jelas ado kerjoan apo idak la jelas pulo kerjoannyo paling idak
beberapo bulan iko, sekaligus ikut partisipasi membangun kelurahan kito jugo
kan”, imbuhnya.
Ya, salah satu keluhan
pengurus BKM Cemara Indah dalam 3 tahun perjalanannya adalah keprihatinan
mengenai semangat dan jiwa mau bekerja, mau berkorban, dan ikhlas. Ini sempat
tercermin dan tercetus saat dilakukannya Refleksi Kemiskinan dalam rangkaian
siklus masyarakat PNPM Perkotaan Kelurahan Lempuing beberapa waktu yang lalu,
yang juga direkomendasikan sebagai dasar dilaksanakannya Pemetaan Swadaya
Siklus Tahun 4 2013. Contohnya yaitu sebelumnya BKM Cemara Indah pernah
bermitra dengan Dinas Pariwisata dalam program PNPM Pariwisata. Namun karena
tidak adanya inisiatif dan kreatifitas warganya, kerja sama dengan PNPM
Pariwisata dihentikan tahun 2012 lalu. Berbeda dengan kelurahan di daerah
pesisir lainnya seperti Kelurahan Berkas yang melakukan pengelolaan dan adanya
partisipasi warga, kerja sama dengan PNPM Pariwisata di tahun 2013 ini masih
berlanjut.
“Yang sayo idam-idamkan
sebagai warga kelurahan Lempuing iko, biarpun sayo cuma pegawai kecik biaso,
sayo yakin seandainyo seluruh warga kelurahan asal ndak ajo berpartisipasi
aktif dan satu suaro, apopun bisa kito lakukan, dan pemerintah daerah atau
pusat atau swasta pasti ndak membuko diri untuk kito. Mudah-mudahan kami pacak
mewujudkan itu di masa mendatang”, harapan Bapak Yusran sambil menerawang. Ya,
semoga dengan inisiatif dan perjuangan serupa, warga lainnya tergugah hatinya
untuk mau bergerak membangun masyarakat yang mandiri dan mampu menolong warga
lainnya keluar dari statusnya saat ini.
Biodata
Nama : Yusran
Tempat/Tgl Lahir : Bengkulu, 20 Maret 1963
Alamat : Jl.
Tektonik RT 16 Lempuing
Pekerjaan : Pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Propinsi
Aktivitas di BKM : -
relawan tahun 2010-2013
-
Ketua RT 16 (sejak Maret 2013)
-
Koordinator BKM tahun 2013 (menggantikan Bapak Arta
Jaya)
Nama Istri : Asri Yana (40 thn)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Contact Person : 081271847550
Ditulis
oleh Faskel CD TF 8 (CP. 081275582550)
0 komentar:
Posting Komentar