Best Practice Pilihan Juli
2013
Kue Tat Berorder Multi
Produk Ibu Ita
Ditulis oleh : FCD TF 8
Pada dasarnya,
pemberdayaan dan kemitraan memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam
menciptakan peluang dan rezeki. Meskipun rezeki sifatnya vertikal, namun bila
dirunut ke prosesnya ternyata rezeki itu tercipta melalui sebuah proses panjang
yang melibatkan banyak energi, daya dan upaya, kesempatan, harapan dan doa.
Beberapa waktu
lalu Ibu Ita dan usaha kue tatnya telah sempat dijadikan best practice bulanan
tim fasilitator. Kali ini tidak ada salahnya untuk menampilkan best practice
dengan tokoh yang sama namun dalam konteks yang lebih luas, yaitu kemitraan,
lapangan kerja dan multi produk, khususnya di bulan Ramadhan.
Ibu Ita dan
suaminya Bapak Imron sekitar tahun 1997 hingga awal milenium mengais rejeki
dengan bekerja apa saja, termasuk menjual ikan keliling. Sempat digoncang
ketidakberdayaan saat sang suami menderita sakit parah dan hampir divonis mati
oleh dokter, namun berbagai upaya dilakukan Ibu Ita untuk membantu menyembuhkan
penyakit suaminya. Iba seorang dokter membantu Ibu Ita memberikan resep obat
yang tidak mampu terbeli. Namun perjuangan dan kesabaran itulah yang membuat
beliau menjadi tangguh menghadapi dan menyikapi hidup dan kehidupan, karena
dipunggungnya tergantung nasib keluarga tercinta.
Daya tahan dan
perjuangan serta kesabaran beliau mendapatkan simpati bukan hanya dari dokter,
namun juga beberapa tetangga, kenalan dan handai taulan serta kerabat.
Perlahan-lahan, saat Ibu Ita mulai mencoba menekuni membuat kue, siapa sangka
terjadi perubahan dalam kehidupan keluarga.
Awalnya hanya
membuat kue tat saja, cukup sederhana memang. Sejak bergabung dengan PNPM-P2KP
BKM Anggrek Sawah Lebar kurang lebih 4 tahun lalu, wawasan Ibu Ita menjadi
lebih terbuka. Bila sebelumnya beliau pinjam sana-sini untuk modal usaha,
melalui wadah BKM beliau tidak hanya bisa meminjam secara bergulir, namun juga
lebih dalam bisa memahami secara program apa itu KSM, pinjaman bergulir,
pembuatan proposal dan laporan pertanggung jawaban, pembuatan pembukuan dan sebagainya.
Tak heran beliau didapuk menjadi salah satu pengurus di BKM Anggrek sebagai
sekretariat.
Kemasan sederhana kue tat Ibu Ita yang laris
Efek positif itu
sangat mempengaruhi Ibu Ita baik sebagai organisatoris, ibu rumah tangga dan
pemilik usaha kue, karena ketiganya sangat mempengaruhi perjalanan keluarga dan
usahanya. Bila tadi hanya menjual terbatas warung, sekarang market atau wilayah
pemasarannya sudah meliputi toko manisan dan toko kue/roti. Sebagai orang biasa
yang tidak tahu banyak mengenai organisasi, tentunya ini merupakan hal yang
sangat membanggakan bagi beliau karena saat ini beliau bahkan telah memiliki
tenaga kerja seiring dengan meningkatnya order dan penjualan.
Bila
dihitung-hitung, tahun ini penjualan kue tat Ibu Ita lebih dari Rp 1 juta
bersih per minggunya. Banyaknya order dari toko manisan dan toko kue membuatnya
berpikir keras untuk bisa mengatasi hal tersebut. Akhirnya beliau merekrut 2
orang tenaga untuk membantunya membuat kue tat, dengan upah Rp 600.000,- hingga
Rp 800.000,- per bulannya. Cukup lumayan, apalagi yang direkrut adalah ibu
rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan.
Salah satu
keuntungan Ibu Ita dalam usaha kuenya adalah keikutsertaannya dalam Bogasari
karena beliau menggunakan produk tepung terigu Bogasari. Beberapa acara dan
kegiatan Bogasari selalu diikuti, sehingga beliau dapat mengaplikasikan ilmu
dan pengetahuan yang didapat dalam keikutsertaan tersebut, termasuk resep
membuat kue. Inisiatif ibu Ita bergabung dengan Bogasari membuatnya disponsori
oleh perusahaan tersebut, sehingga sejumlah orang banyak yang meminta resep kue
dari beliau, atau bahkan minta dibuatkan kue.
Ibu Ita menjadi lebih berwawasan sejak bergabung
dengan BKM Anggrek
Di bulan
Ramadhan ini, omzet Ibu Ita bisa mencapai 2-3 kali omzet hari biasa, karena
meningkatnya pesanan dari toko kue dan toko manisan, juga order dari tetangga
bahkan kenalan. Yang tadinya hanya fokus pada produksi kue tat, kini beliau
bekerja keras untuk memenuhi pesanan dari berbagai kalangan dengan multi
produk, di antaranya berbagai variasi kue nastar, kue kering, variasi produk
cemilan berbahan kacang tanah dan lainnya. Untungnya, di saat harga barang
naik, beliau memiliki kenalan pedagang yang memberikan harga seperti biasa.
Beberapa bahan di antaranya bahkan sudah dipersiapkan sebelum bulan puasa tiba.
Akibat banyaknya pesanan ini, kebiasaan menjual penganan untuk buka puasa
akhirnya ditiadakan.
Pemberdayaan
ternyata tidak sebatas membuat yang tidak berdaya menjadi berdaya, namun juga
membuat inisiatif dan menciptakan peluang. Pemahaman secara kelembagaan dan
pengetahuan yang didapat Ibu Ita selama menjadi anggota KSM dan juga pengurus
BKM Anggrek Kelurahan Sawah Lebar membuat beliau bisa mengembangkan potensinya
dan menciptakan lapangan kerja baru.
Biodata :
Nama : Anita
Nama Suami : Imron
Jumlah Anak : 2 orang
Alamat : Jl. Dempo
Raya RW IV RT 19 Sawah Lebar Bengkulu
Pekerjaan : Pembuat Kue
Produk Utama : Kue Tat
Nama Label : Kue Ita
0 komentar:
Posting Komentar