Rabu, 20 November 2013

(Fasilitator CD Tim 01 : Dian Nata Yasrija,S.Hut)





Pak Darman adalah seorang keturunan etnis Tionghoa yang tinggal di kampung Cina Kelurahan Malabero, beliau juga merupakan anggota LKM “Sepakat Sempurna” dia dipercaya oleh anggota LKM sebagai Koordinator LKM hingga saat sekarang ini. Sepak terjangnya di LKM Kelurahan Malabero tidak diragukan lagi, dia menjabat sebagai Koordinator LKM penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan serta keraguan para pemangku kepentingan di Kota Bengkulu yang mengatakan bahwa Kelurahan Pasar Malabero sangat bandel dalam urusan pembangunan dan program Pemerintah.
Seorang pejuang sejati tidak akan mengenal menyerah walaupun dirinya merasa hina dan dicemohkan, pak darman sangat peduli dengan sesama manusia walaupun bukan keturunan Indonesia asli hanya keturunan Tionghoa dia mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan dia mengurusi kegiatan PNPM-Mandiri Perkotaan  sejak tahun 2009 di Kelurahan Malabero yang menurut data BPS dan hasil Pemetaan Swadaya bahwa Kelurahan Malabero sangat tinggi angka Kemiskinannya khususnya di Kota Bengkulu.
Kelurahan Malabero memang merupakan kelurahan yang sangat sulit untuk diurusi baik dari pihak pemerintah maupun swasta khususnya kami sebagai Tim Fasilitator 01 tetapi dengan adanya Pak Darman kami merasa kuat dan bertahan hingga saat sekarang ini. Kepedulian seorang pak Darman salah satu contohnya terlihat pada bidang pendidikan, salah seorang siswa SMK Pembangunan yang kategori miskin bernama Melati Suharganengsih Kelas III tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) pada Bulan April ini karena belum membayar SPP. Anak dari pasangan Bapak Syamsul Bahri dan Ibu Harmonis yang tinggal di RT 9 sehari-hari mereka berdua berprofesi sebagai Nelayan dan Berjualan keliling.
Mereka berdua sudah menyerah dengan keadaan anaknya yang sebentar lagi mau UAN ini tetapi dengan kesigapan dan laporan dari masyarakat pak Darman dengan kepeduliannya menyelesaikan persoalan tersebut. Walaupun pada dasarnya Pak Darman kecewa karena melati tidak termasuk penerima beasiswa dari LKM Kelurahan Malabero yang sudah digulirkan oleh pihak LKM dari dana PNPM-P2KP. Kesalahan dari pihak pendata penerima beasiswa dijadikan pak Darman sebagai pelajaran untuk kedepannya.
Dana yang dibutuhkan melati untuk membayar SPP nya sebesar Rp.600.000,-. Pak Darman memanggil anggota LKM lainnya untuk rapat bermusyawarah bagaimana mendapatkan dana tersebut. Hasilnya ditemukan jalan keluarnya yaitu dana tersebut diambil secara swadaya dari orang miskin penerima manfaat jaring dari dana BLM PNPM-P2KP. Penerima jaring dengan secara sukarela dan ikhlas memberikan masing-masing Rp.50.000,- untuk mengumpulkan dana SPP untuk melati. Sekarang melati bisa tersenyum kembali dan bisa mengikuti Ujian Akhir Nasional yang diselenggarakan di sekolahnya. Bahwa pada intinya manusia walaupun berbeda suku,agama, ras dan sebagainya memiliki rasa kepedulian yang tinggi bila melihat orang yang mengalami kesusahan begitu juga yang dimiliki Pak Darman yang seorang Tionghoa…





0 komentar:

Posting Komentar