Rabu, 20 November 2013

BEST PRACTISE TF 02

 By Zuliati,SE

Fasilitator Ekonomi TF 02

Sang primadona? sepertinya merupakan ungkapan  yang tepat untuk kegiatan dana bergulir yang sumber dananya berasal dari dana APBD atau yang lebih terkenal dengan DDUB di Korkot Kota Bengkulu.

Bagaimana bisa? Ya, bisa,karena sejak di luncurkannya dana ddub pada tahun 2010 yang kebanyakan pemanfaatannya oleh BKM dilaksanakan pada tahun 2011 dan sebagian besar untuk kegiatan dana bergulir,dana ddub tersebut terus menunjukkan pesonanya. Hal ini bisa terlihat dari peminatnya dan tingkat pengembalian yang diperoleh rata-rata 95% di kota Bengkulu bahkan mengungguli dana bergulir reguler yang bersumber dari APBN.
Tentu saja hal ini membuat fasilitator terheran,apa yang membuat pemanfaat lebih tertarik dengan dana ddub ini ketimbang dana regular. Dari pengamatan yang dilakukan, ada beberapa faktor yang membuat ddub lebih diminati,antara lain:
1.Peminjam DDUB perorang, regular  ksm
2.Pengisian Proposal pinjaman lebih mudah
3.Tanggung renteng tidak diwajibkan
4. Besaran pinjaman lebih meningkat bisa mencapai 5juta perorang
Keempat hal inilah yang menurut saya membuat dana bergulir ddub lebih diminati daripada dana bergulir reguler,sehingga menjadi primadona.
Namun hal ini bukan semata-mata hal yang sangat menggembirakan, bagi kita semua karena bagaimanapun dana reguler tidak bisa begitu saja dianggap tidak berhasil,ataupun ditinggalkan. Karena banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari pelaksanaannya. Seperti: peminjam harus tergabung dalam KSM hal ini mengajarkan bagaimana kita bisa saling mengenali karakter teman kita,saling bekerjasama,dan saling membantu. Tanggung Renteng mengajarkan kita untuk bertanggung jawab karena jika kita menunggak maka teman di kelompok yang akan ikut menanggung akibatnya dan juga mengajarkan kita untuk saling peduli dengan orang-orang yang ada di kelompok kita tersebut,misalnya jika ada yang menunggak yang lain akan bertanya kenapa terjadi tunggakan dan bisa ikut mencari solusi.Sedangkan besaran pinjaman yang dibatasi untuk pinjaman pertama Rp 500.000,- memberikan pelajaran bagaimana kepercayaan itu bisa diada dimulai dengan hal yang kecil dahulu,karena bagaimana mungkin bisa dipercaya untuk pinjaman yang lebih besar,jika pinjaman yang jumlahnya kecil saja sudah terjadi tunggakan. Hal-hal inilah yang bisa dijadikan pelajaran oleh kita semua,baik fasilitataor,bkm,upk,peminjam dan masyarakat umumnya,kenapa skim peminjaman dana bergulir reguler dibuat sedemikian rupa.
Jadi masyarakat diharapkan bisa memahami adanya skim peminjaman dana regular,yang mereka anggap merepotkan merupakan tujuan pembelajaran yang banyak sekali manfaatnya. Namun pilihan ada dimereka sendiri  mereka adalah pelaku dan penerima manfaat. Apakah DDUB tetap menjadi sang primadona,atau kembali ketujuan mulia dari program?


0 komentar:

Posting Komentar