Rabu, 20 November 2013

Best Practice Pilihan Juli 2013

Kue Tat Berorder Multi Produk Ibu Ita
Ditulis oleh  : FCD TF 8


Pada dasarnya, pemberdayaan dan kemitraan memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam menciptakan peluang dan rezeki. Meskipun rezeki sifatnya vertikal, namun bila dirunut ke prosesnya ternyata rezeki itu tercipta melalui sebuah proses panjang yang melibatkan banyak energi, daya dan upaya, kesempatan, harapan dan doa.

Beberapa waktu lalu Ibu Ita dan usaha kue tatnya telah sempat dijadikan best practice bulanan tim fasilitator. Kali ini tidak ada salahnya untuk menampilkan best practice dengan tokoh yang sama namun dalam konteks yang lebih luas, yaitu kemitraan, lapangan kerja dan multi produk, khususnya di bulan Ramadhan.


Ibu Ita dan suaminya Bapak Imron sekitar tahun 1997 hingga awal milenium mengais rejeki dengan bekerja apa saja, termasuk menjual ikan keliling. Sempat digoncang ketidakberdayaan saat sang suami menderita sakit parah dan hampir divonis mati oleh dokter, namun berbagai upaya dilakukan Ibu Ita untuk membantu menyembuhkan penyakit suaminya. Iba seorang dokter membantu Ibu Ita memberikan resep obat yang tidak mampu terbeli. Namun perjuangan dan kesabaran itulah yang membuat beliau menjadi tangguh menghadapi dan menyikapi hidup dan kehidupan, karena dipunggungnya tergantung nasib keluarga tercinta.

Daya tahan dan perjuangan serta kesabaran beliau mendapatkan simpati bukan hanya dari dokter, namun juga beberapa tetangga, kenalan dan handai taulan serta kerabat. Perlahan-lahan, saat Ibu Ita mulai mencoba menekuni membuat kue, siapa sangka terjadi perubahan dalam kehidupan keluarga. 

Awalnya hanya membuat kue tat saja, cukup sederhana memang. Sejak bergabung dengan PNPM-P2KP BKM Anggrek Sawah Lebar kurang lebih 4 tahun lalu, wawasan Ibu Ita menjadi lebih terbuka. Bila sebelumnya beliau pinjam sana-sini untuk modal usaha, melalui wadah BKM beliau tidak hanya bisa meminjam secara bergulir, namun juga lebih dalam bisa memahami secara program apa itu KSM, pinjaman bergulir, pembuatan proposal dan laporan pertanggung jawaban, pembuatan pembukuan dan sebagainya. Tak heran beliau didapuk menjadi salah satu pengurus di BKM Anggrek sebagai sekretariat.

Kemasan sederhana kue tat Ibu Ita yang laris


Efek positif itu sangat mempengaruhi Ibu Ita baik sebagai organisatoris, ibu rumah tangga dan pemilik usaha kue, karena ketiganya sangat mempengaruhi perjalanan keluarga dan usahanya. Bila tadi hanya menjual terbatas warung, sekarang market atau wilayah pemasarannya sudah meliputi toko manisan dan toko kue/roti. Sebagai orang biasa yang tidak tahu banyak mengenai organisasi, tentunya ini merupakan hal yang sangat membanggakan bagi beliau karena saat ini beliau bahkan telah memiliki tenaga kerja seiring dengan meningkatnya order dan penjualan.

Bila dihitung-hitung, tahun ini penjualan kue tat Ibu Ita lebih dari Rp 1 juta bersih per minggunya. Banyaknya order dari toko manisan dan toko kue membuatnya berpikir keras untuk bisa mengatasi hal tersebut. Akhirnya beliau merekrut 2 orang tenaga untuk membantunya membuat kue tat, dengan upah Rp 600.000,- hingga Rp 800.000,- per bulannya. Cukup lumayan, apalagi yang direkrut adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan.

Salah satu keuntungan Ibu Ita dalam usaha kuenya adalah keikutsertaannya dalam Bogasari karena beliau menggunakan produk tepung terigu Bogasari. Beberapa acara dan kegiatan Bogasari selalu diikuti, sehingga beliau dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat dalam keikutsertaan tersebut, termasuk resep membuat kue. Inisiatif ibu Ita bergabung dengan Bogasari membuatnya disponsori oleh perusahaan tersebut, sehingga sejumlah orang banyak yang meminta resep kue dari beliau, atau bahkan minta dibuatkan kue.


Ibu Ita menjadi lebih berwawasan sejak bergabung dengan BKM Anggrek


Di bulan Ramadhan ini, omzet Ibu Ita bisa mencapai 2-3 kali omzet hari biasa, karena meningkatnya pesanan dari toko kue dan toko manisan, juga order dari tetangga bahkan kenalan. Yang tadinya hanya fokus pada produksi kue tat, kini beliau bekerja keras untuk memenuhi pesanan dari berbagai kalangan dengan multi produk, di antaranya berbagai variasi kue nastar, kue kering, variasi produk cemilan berbahan kacang tanah dan lainnya. Untungnya, di saat harga barang naik, beliau memiliki kenalan pedagang yang memberikan harga seperti biasa. Beberapa bahan di antaranya bahkan sudah dipersiapkan sebelum bulan puasa tiba. Akibat banyaknya pesanan ini, kebiasaan menjual penganan untuk buka puasa akhirnya ditiadakan.

Pemberdayaan ternyata tidak sebatas membuat yang tidak berdaya menjadi berdaya, namun juga membuat inisiatif dan menciptakan peluang. Pemahaman secara kelembagaan dan pengetahuan yang didapat Ibu Ita selama menjadi anggota KSM dan juga pengurus BKM Anggrek Kelurahan Sawah Lebar membuat beliau bisa mengembangkan potensinya dan menciptakan lapangan kerja baru.


Biodata :
Nama                                 : Anita
Nama Suami                       : Imron
Jumlah Anak                       : 2 orang
Alamat                                : Jl. Dempo Raya RW IV RT 19 Sawah Lebar Bengkulu
Pekerjaan                           : Pembuat Kue
Produk Utama                    : Kue Tat
Nama Label                       : Kue Ita


0 komentar:

Posting Komentar