Selasa, 26 November 2013


Oleh Tim 8

Ternyata kemitraan atau channeling itu bisa di lakukan oleh siapa saja atas dasar kebutuhan dan inisiatif. Asal ada semangat, perjuangan, kerja sama dan keikhlasan, apapun bisa dilakukan dan bermanfaat bagi banyak orang, dan orang pasti mau mendengarkan kita”.

Pada awalnya prihatin dengan kondisi lingkungan di sekitar rumah, namun karena pengaruh cuaca dan lingkungan yang menyebabkan banjir muncullah inisiatif untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Koordinator kolektif BKM Cemara Indah Kelurahan Lempuing adalah salah satu inisiator yang dimaksud. Tinggal di RT 16 yang sekelilingnya adalah rawa di pesisir Pantai Panjang, saban hujan air naik menggenang jalan bahkan sampai ke rumah. Belum lagi saat air laut pasang, kondisi serupa kerap terjadi.

Kegiatan perbaikan infrastruktur untuk menyikapi keadaan tersebut pernah dimasukkan dalam PJM BKM yang terbentuk tahun 2010 lalu, namun karena kondisi dana BLM dari PNPM Perkotaan yang terbatas usulan tersebut tidak bisa direalisasikan. Usulan serupa juga pernah dimasukkan saat Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan pada awal 2011 lalu, namun tidak pernah ada jawaban terhadap usulan tersebut.


Bapak Yusran (paling kanan) saat mengikuti RK bulan Mei yang lalu


Mengetahui hal tersebut, Bapak Yusran berinisiatif mencari informasi ke berbagai instansi dan SKPD, termasuk ke Dinas PU Propinsi Bengkulu. Di sanalah beliau memperoleh informasi, dan menindaklanjuti hal itu beliau berinisiatif membuat proposal sederhana dan meminta persetujuan warga. Warga setuju dan memberikan tanda tangan di proposal. Usulan tersebut masuk ke dinas yang dimaksud dan seperti biasanya dalam birokrasi yang namanya usulan atau proposal pastilah terjadi disposisi hingga fase persetujuan dalam rapat anggaran. Saban waktu Bapak Yusran rajin ke dinas tersebut, dan suatu waktu beliau pernah melihat arsip bahwa usulannya termasuk dalam usulan yang disetujui untuk dianggarkan. “Nilainya lebih dari 1 M” kata beliau.

Namun setelah ditunggu selama lebih dari setahun beliau jadi heran kenapa tidak ada realisasi. Dan saat bertanya ke dinas yang bersangkutan, seorang teman beliau memberikan masukan bahwa usulan itu kalau tidak dikawal justru belum tentu direalisasikan. Perasaan kecewa tentu saja menyelinap, karena seolah-olah ada ‘permainan proyek’. Namun karena ada petunjuk dari teman yang kebetulan bekerja di dinas tersebut, beliau tidak berputus asa. Beliau membuat usulan serupa tanpa melalui kelurahan namun tetap diketahui warga, dimana beliau ikut menyertakan dokumentasi lingkungan dan proses rembugnya.

Sembari membuat usulan baru, beliau meminta petunjuk ke beberapa tokoh masyarakat dan bahkan ke anggota legislatif, di antaranya Ibu Lenny John Latief dan Bapak Suimi Fales bersama beberapa orang warga. Karena itikad baik tersebut, tokoh legislatif tersebut pernah berkunjung langsung ke lokasi yang diusulkan dan turut prihatin. Namun entah kenapa, tiba-tiba muncul kendala baru berupa isu yang mengatakan bahwa tanah di sekitar lokasi yang diusulkan masih dalam kondisi bermasalah. Kembali rasa kecewa menyeruak, namun begitu tokoh legislatif yang dimaksud tetap memberi masukan.

Proposal kembali dilayangkan pada Mei-Juni tahun 2012 lalu. Karena pengalaman sebelumnya saat usulan disetujui namun tidak dikawal yang akhirnya lokasi usulan dialihkan, Bapak Yusran aktif mengawal hingga ke gedung dewan. Ternyata usulan itu berhasil. Sekitar bulan Juli usulan kegiatan yaitu drainase dan jalan hotmix direalisasikan. Pertama adalah drainase sepanjang 565 meter dengan nilai Rp 480 juta, di lokasi RT 16 dan beberapa titik yang berbatasan dengan RT lain. “Awalnyo memang kareno prihatin nengok rumah kami dengan tetanggo sebelah, tambah pulo mulai masuk jalan depan sampai ke gang iko, asal ujan dekek pasang, air naik selutut”,  kata beliau.

Dalam usulan tersebut disertakan pula mengenai kegiatan pembuatan jalan aspal hotmix, dan realisasinya dimulai sejak 4 bulan lalu. “Pembangunan siring besak dan jalan aspal iko penting nian untuk kami, kareno selamo iko rumah kami banjir dan berpasir terus. Nah, tambah lagi daerah kami ko salah satu jalur utamo ke daerah wisata Pantai Panjang“, sambungnya lagi. Ya, Kelurahan Lempuing merupakan salah satu kantong kemiskinan di Kota Bengkulu, di mana lebih dari setengah penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, buruh harian, dan pedagang ikan keliling.

Saat ini jalan aspal hotmix yang sedang dikerjakan adalah 600 meter dengan nilai Rp 200 juta. “Jalan gang ke rumah sayo memang idak diaspal. Tapi sayo pue dan berterimo kasih karena yang sayo perjuangkan kek beberapo tetanggo sayo di RT 16 iko pacak dimanfaatkan oleh warga lain di RT tetanggo. Yang penting rumah kami di gang iko dekek gang-gang lainnya di sekitar iko idak kebanjiran lagi, idak berpasir lagi. Woi litak juga tiok ari membersihkan pasir tu. Sayo cubo nengok PJM kito yang untuk 3 tahun tu, nilainyo ratusan juta bahkan milyaran, sayo pikir caknyo kalu cuma ngandalkan dana BLM dak kan temakan. Sayo cubo ikutkan jugo di Musrenbang, la senang ati sayo karena masuk dalam usulan, tapi la lebih setahun idak ado jawaban apolagi realisasinyo. Tahun 2011 kemarin sayo baco di dinas, usulan kami tu usulan warga disetujui, sampai kini dak ado beritanyo, kato kawan kalu idak dikawal usulan tu pacak dialihkan ke tempat lain. Sayo idak paham maksudnyo. Nah yang usulan tahun 2012 iko hampir tiok ari ambo ngawal ke dinas sampai ke dewan, cari infonyo, laju dikiro wartawan atau LSM dekek orang kantor tuh ” katanya dengan logat pesisir yang khas dan kental. Ya, Bapak Yusran cuma warga biasa yang bekerja sebagai PNS dengan gaji dan jabatan biasa pula, istrinya hanya seorang ibu rumah tangga dengan rumah mungil di sudut gang mereka.

Terlepas dari adanya cap miring dari orang lain mengenai keterlibatannya dalam usulan dan dianggap mengambil keuntungan dari proyek pemerintah tersebut, Bapak Yusran bersikap biasa saja.”Terserah tobo itu ndak nanggapi cakmano, yang penting sayo berusaho cakmano caronyo supayo lingkungan kito ko memang memadai. Sayo berusaha melakukan apo yang sayo pacak lakukan dan itikad baik yang bisa dinikmati banyak orang, idak tergantung dengan dana BLM kito yang belum tentu pacak memenuhi segalo kebutuhan kito biarpun itu ado kito usulkan di PJM. Lagipulo, makin sering kito membuka dan mengenalkan diri, pasti ado manfaatnyo kelak ari. Apolagi dengar-dengar PNPM Perkotaan la ndak selesai programnyo tahun 2014, kalu kito idak siap terus ndak cakmano kito ? Saat iko kito perlu orang yang ado inisiatif, ndak ikut berkorban, idak cuman kritik ajo. Sekaligus caro sayo itu ndak memancing semangat warga siko, ado apo idak semangat kerelawanannyo” sambungnya sambil tersenyum. “Tau dak, waktu kontraktor menggali tanah untuk siring dan jalan tuh, warga kami di RT 16 iko inisiatif nimbun rawa di belakang rumah kami tuh untuk antisipasi penyakit. Di siko banyak nyamuk, makin banyak air tergenang makin enak nyamuk tu ngumpul. Lempuing ko rawan penyakit demam berdarah dengan malaria. Nah kalu kito itung-itung biaya untuk nimbun la berapo kini, duit warga kito ko cukup untuk kebutuhan sehari-hari ajo. Realisasi drainase dan jalan di sekitar iko multi manfaat. Yang nganggur dak ado kerjo pacak kerjo ikut bantu-bantu penggalian, berarti wargo yang tadinyo buruh di luar idak jelas ado kerjoan apo idak la jelas pulo kerjoannyo paling idak beberapo bulan iko, sekaligus ikut partisipasi membangun kelurahan kito jugo kan”, imbuhnya.

Ya, salah satu keluhan pengurus BKM Cemara Indah dalam 3 tahun perjalanannya adalah keprihatinan mengenai semangat dan jiwa mau bekerja, mau berkorban, dan ikhlas. Ini sempat tercermin dan tercetus saat dilakukannya Refleksi Kemiskinan dalam rangkaian siklus masyarakat PNPM Perkotaan Kelurahan Lempuing beberapa waktu yang lalu, yang juga direkomendasikan sebagai dasar dilaksanakannya Pemetaan Swadaya Siklus Tahun 4 2013. Contohnya yaitu sebelumnya BKM Cemara Indah pernah bermitra dengan Dinas Pariwisata dalam program PNPM Pariwisata. Namun karena tidak adanya inisiatif dan kreatifitas warganya, kerja sama dengan PNPM Pariwisata dihentikan tahun 2012 lalu. Berbeda dengan kelurahan di daerah pesisir lainnya seperti Kelurahan Berkas yang melakukan pengelolaan dan adanya partisipasi warga, kerja sama dengan PNPM Pariwisata di tahun 2013 ini masih berlanjut.

“Yang sayo idam-idamkan sebagai warga kelurahan Lempuing iko, biarpun sayo cuma pegawai kecik biaso, sayo yakin seandainyo seluruh warga kelurahan asal ndak ajo berpartisipasi aktif dan satu suaro, apopun bisa kito lakukan, dan pemerintah daerah atau pusat atau swasta pasti ndak membuko diri untuk kito. Mudah-mudahan kami pacak mewujudkan itu di masa mendatang”, harapan Bapak Yusran sambil menerawang. Ya, semoga dengan inisiatif dan perjuangan serupa, warga lainnya tergugah hatinya untuk mau bergerak membangun masyarakat yang mandiri dan mampu menolong warga lainnya keluar dari statusnya saat ini.

Biodata
Nama                          : Yusran
Tempat/Tgl Lahir        : Bengkulu, 20 Maret 1963
Alamat                                    : Jl. Tektonik RT 16 Lempuing
Pekerjaan                    : Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Aktivitas di BKM          : -    relawan tahun 2010-2013
-        Ketua RT 16 (sejak Maret 2013)
-        Koordinator BKM tahun 2013 (menggantikan Bapak Arta Jaya)
Nama Istri                   : Asri Yana (40 thn)
Pekerjaan                    : Ibu Rumah Tangga
Contact Person            : 081271847550



Ditulis oleh Faskel CD TF 8 (CP. 081275582550)




0 komentar:

Posting Komentar